Perancangan Terstruktur
Definisi
Perancangan terstruktur
adalah suatu teknik untuk merancang perangkat lunak atau program. Tujuan
perancangan terstruktur adalah memberikan suatu prosedur yang dapat digunakan
oleh pengembang sistem untuk membuat suatu keputusan secara sistematis. Dan juga membuat model
solusi terhadap problem yang sudah dimodelkan secara lengkap pada tahap
analisis terstruktur.
Keuntungan Pendekatan
Perancangan Terstruktur :
1. Mengurangi
kerumitan masalah (reduction of complexity).
2. Konsep
mengarah pada sistem yang ideal (focus on ideal).
3. Standarisasi
(standardization).
4. Orientasi
ke masa datang (future orientation).
5. Mengurangi
ketergantungan pada disainer (less reliance on artistry).
Kekurangan Pendekatan
Perancangan Terstruktur :
1. SSAD
berorientasi utama pada proses, sehingga mengabaikan kebutuhan non-fungsional.
2. Sedikit
sekali manajemen langsung terkait dengan SSAD.
3. Prinsip
dasar SSAD merupakan pengembangan non-iterative (waterfall)
4. Interaksi
antara analisis atau pengguna tidak komprehensif, karena sistem telah
didefinisikan dari awal, sehingga tidak adaptif terhadap perubahan
(kebutuhan-kebutuhan baru).
5. Selain
dengan menggunakan desain logic dan DFD, tidak cukup tool yang digunakan untuk
mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga sangat sulit bagi pengguna untuk
melakukan evaluasi.
Perancangan
Berorientasi Objek
Definisi
Berorientasi Objek (Object Oriented) merupakan
paradigma baru dalam rekayasa perangkat lunak yang memandang sistem sebagai
sekumpulan objek-objek yang saling berinteraksi. Sebuah sistem yang dibangun dengan berdasarkan metode
berorientasi objek adalah sebuah sistem yang komponennya dibungkus
(dienkapsulasi) menjadi kelompok data dan fungsi. Setiap komponen dalam sistem
tersebut dapat mewarisi atribut dan sifat dan komponen lainnya dan dapat
nerinteraksi satu sama lain. Sistem yang berorientasi objek diurai kedalam sejumlah
atau sekumpulan objek (konsep, abstrak, benda) dalam dunia nyata yang saling
berkomunikasi dan melaksanakan sejumlah pelayanan secara desentralisasi.
Setiap obyek
membungkus (encapsulate) sejumlah prosedur dan data yang berinteraksi dengan
obyek lainnya melalui suatu pesan (message).
Kelebihan
pendekatan berorientasi objek :
1. Dekomposisi
obyek, memungkinkan seorang analis untuk memcah masalah menjadi pecahan-pecahan
masalah dan bagian-bagian yang dimanage secara terpisah. Kode program dapat
dikerjakan bersama-sama. Metode ini memungkinkan pembangunan software dengan
cepat, sehingga dapat segera masuk ke pasaran dan kompetitif. Sistem yang
dihasilkan sangat fleksibel dan mudah dalam memelihara.
2. OOAD
memungkinkan adanya standarisasi obyek yang akan memudahkan memahami desain dan
mengurangi resiko pelaksanaan proyek.
3. Encapsliation
data dan method, memungkinkan penggunaan kembali pada proyek lain, hal ini akan
memperingan proses desain, pemrograman dan reduksi harga.
4. Memungkinkan
adanya perubahan dan kepercayaan diri yang tinggi terhadap kebernaran software
yang membantu untuk mengurangi resiko pada pembangunan sistem yang kompleks
(Booch, 2007).
5. Analis
dan programmer tidak dibatasi dengan batasan implementasi sistem, jadi desain
dapat diformliasikan yang dapat dikonfirmasi dengan berbagai lingkungan
eksekusi.
6. Relasi
obyek dengan entitas (thing) umumnya dapat di mapping dengan baik seperti
kondisi pada dunia nyata dan keterkaitan dalam sistem. Hal ini memudahkan dalam
mehami desain (Sommerville, 2000).
Kekurangan
Pendekatan Berorientasi Objek :
1. Metodologi
pengembangan sistem dengan OOAD menggunakan konsep reuse. Reuse merupakan salah
satu keuntungan utama yang menjadi alasan digunakannya OOAD. Namun demikian,
tanpa prosedur yang emplisit terhadap reuse, akan sangat sliit untuk menerapkan
konsep ini pada skala besar (Hantos, 2005).
2. OOAD
merupakan jenis manajemen proyek yang tergolong baru, yang berbeda dengan
metode analisis dengan metode terstruktur. Konsekuensinya adalah, team
developer butuh waktu yang lebih lama untuk berpindah ke OOAD, karena mereka
sudah menggunakan SSAD dalam waktu yang lama ( Hantos, 2005).
3. Sering
kali pemrogramam berorientasi obyek digunakan untuk melakukan anlisisis
terhadap fungsional siste, sementara metode OOAD tidak berbasis pada fungsional
sistem.
4. Pada
awal desain OOAD, sistem mungkin akan sangat simple.
5. Pada
OOAD lebih fockus pada coding dibandingkan dengan SSAD.
6. Pada
OOAD tidak menekankan pada kinerja team seperti pada SSAD.
7. Pada
OOAD tidak mudah untuk mendefinisikan class dan obyek yang dibutuhkan sistem.
Sumber :
http://fany-poop.blogspot.com/2011/07/231-bagan-terstruktur.html
http://joinsucess.blogspot.com/2010/12/analisa-perancangan-sistem-berorientasi.html
http://www.gangsir.com/download/4-PendekatanPengembanganSistemBerorientasiObjekdanPenggunaanAlatalatPemodelan.pdf
http://dheny90.blogspot.com/2011/11/perbedaan-pendekatan-perancangan-sistem_09.html
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar