10 November 2011

PERANCANGAN STRUKTUR DAN BERORIENTASI OBJEK


Perancangan Terstruktur

Definisi
Perancangan terstruktur adalah suatu teknik untuk merancang perangkat lunak atau program. Tujuan perancangan terstruktur adalah memberikan suatu prosedur yang dapat digunakan oleh pengembang sistem untuk membuat suatu keputusan secara sistematis. Dan juga membuat model solusi terhadap problem yang sudah dimodelkan secara lengkap pada tahap analisis terstruktur.

Keuntungan Pendekatan Perancangan Terstruktur :
1.      Mengurangi kerumitan masalah (reduction of complexity).
2.      Konsep mengarah pada sistem yang ideal (focus on ideal).
3.      Standarisasi (standardization).
4.      Orientasi ke masa datang (future orientation).
5.      Mengurangi ketergantungan pada disainer (less reliance on artistry).

Kekurangan Pendekatan Perancangan Terstruktur :
1.      SSAD berorientasi utama pada proses, sehingga mengabaikan kebutuhan non-fungsional.
2.      Sedikit sekali manajemen langsung terkait dengan SSAD.
3.      Prinsip dasar SSAD merupakan pengembangan non-iterative (waterfall)
4.      Interaksi antara analisis atau pengguna tidak komprehensif, karena sistem telah didefinisikan dari awal, sehingga tidak adaptif terhadap perubahan (kebutuhan-kebutuhan baru).
5.      Selain dengan menggunakan desain logic dan DFD, tidak cukup tool yang digunakan untuk mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga sangat sulit bagi pengguna untuk melakukan evaluasi.


Perancangan Berorientasi Objek

Definisi
Berorientasi Objek (Object Oriented) merupakan paradigma baru dalam rekayasa perangkat lunak yang memandang sistem sebagai sekumpulan objek-objek yang saling berinteraksi. Sebuah sistem yang dibangun dengan berdasarkan metode berorientasi objek adalah sebuah sistem yang komponennya dibungkus (dienkapsulasi) menjadi kelompok data dan fungsi. Setiap komponen dalam sistem tersebut dapat mewarisi atribut dan sifat dan komponen lainnya dan dapat nerinteraksi satu sama lain. Sistem yang berorientasi objek diurai kedalam sejumlah atau sekumpulan objek (konsep, abstrak, benda) dalam dunia nyata yang saling berkomunikasi dan melaksanakan sejumlah pelayanan secara desentralisasi.  Setiap obyek membungkus (encapsulate) sejumlah prosedur dan data yang berinteraksi dengan obyek lainnya melalui suatu pesan (message).

Kelebihan pendekatan berorientasi objek :
1.   Dekomposisi obyek, memungkinkan seorang analis untuk memcah masalah menjadi pecahan-pecahan masalah dan bagian-bagian yang dimanage secara terpisah. Kode program dapat dikerjakan bersama-sama. Metode ini memungkinkan pembangunan software dengan cepat, sehingga dapat segera masuk ke pasaran dan kompetitif. Sistem yang dihasilkan sangat fleksibel dan mudah dalam memelihara.
2.  OOAD memungkinkan adanya standarisasi obyek yang akan memudahkan memahami desain dan mengurangi resiko pelaksanaan proyek.
3.  Encapsliation data dan method, memungkinkan penggunaan kembali pada proyek lain, hal ini akan memperingan proses desain, pemrograman dan reduksi harga.
4.    Memungkinkan adanya perubahan dan kepercayaan diri yang tinggi terhadap kebernaran software yang membantu untuk mengurangi resiko pada pembangunan sistem yang kompleks (Booch, 2007).
5.  Analis dan programmer tidak dibatasi dengan batasan implementasi sistem, jadi desain dapat diformliasikan yang dapat dikonfirmasi dengan berbagai lingkungan eksekusi.
6.      Relasi obyek dengan entitas (thing) umumnya dapat di mapping dengan baik seperti kondisi pada dunia nyata dan keterkaitan dalam sistem. Hal ini memudahkan dalam mehami desain (Sommerville, 2000).

Kekurangan Pendekatan Berorientasi Objek :
1.      Metodologi pengembangan sistem dengan OOAD menggunakan konsep reuse. Reuse merupakan salah satu keuntungan utama yang menjadi alasan digunakannya OOAD. Namun demikian, tanpa prosedur yang emplisit terhadap reuse, akan sangat sliit untuk menerapkan konsep ini pada skala besar (Hantos, 2005).
2.      OOAD merupakan jenis manajemen proyek yang tergolong baru, yang berbeda dengan metode analisis dengan metode terstruktur. Konsekuensinya adalah, team developer butuh waktu yang lebih lama untuk berpindah ke OOAD, karena mereka sudah menggunakan SSAD dalam waktu yang lama ( Hantos, 2005).
3.    Sering kali pemrogramam berorientasi obyek digunakan untuk melakukan anlisisis terhadap fungsional siste, sementara metode OOAD tidak berbasis pada fungsional sistem.
4.      Pada awal desain OOAD, sistem mungkin akan sangat simple.
5.      Pada OOAD lebih fockus pada coding dibandingkan dengan SSAD.
6.      Pada OOAD tidak menekankan pada kinerja team seperti pada SSAD.
7.      Pada OOAD tidak mudah untuk mendefinisikan class dan obyek yang dibutuhkan sistem.




Sumber :
http://fany-poop.blogspot.com/2011/07/231-bagan-terstruktur.html
http://joinsucess.blogspot.com/2010/12/analisa-perancangan-sistem-berorientasi.html
http://www.gangsir.com/download/4-PendekatanPengembanganSistemBerorientasiObjekdanPenggunaanAlatalatPemodelan.pdf
http://dheny90.blogspot.com/2011/11/perbedaan-pendekatan-perancangan-sistem_09.html


.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar